Facebook Pixel Code

TOKYO METROPOLITAN GOVERNMENT

TOKYO CAREER GUIDE

Language
English
中文
Bahasa Indonesia
Tiếng Việt
नेपाली

OUR VOICE

Ko Enshi(status)

Ko Enshi

MY TOKYO STORY

  • Usia18tahun

    Tertarik dengan ekonomi Jepang setelah mendapat pengaruh dari nasihat ayah dan memutuskan untuk belajar di Jepang.
  • Usia19tahun

    Usia 19 tahun
    Terkejut dengan banyaknya orang di stasiun Tokyo ketika pertama kali berwisata ke Tokyo!
  • Usia20tahun

    Usia 20 tahun
    Aktif untuk ikut serta dalam program magang dan belajar mengenai dasar tentang bagaimana bekerja di perusahaan dan pemikiran orang yang telah bekerja.
  • Usia23tahun

    Usia 23 tahun
    Ditempatkan di toko persewaan Wifi di bandara Narita dan Haneda, sehingga memiliki pengalaman berharga mengatur staf yang jumlahnya lebih dari 20 orang.
  • Usia26tahun

    Usia 26 tahun
    Dipindahkan ke departemen sales. Bertanggung jawab terhadap lebih dari 80 perusahaan dan setiap hari aktif menghadapi tantangan untuk mendapatkan pengalaman baru.

Pesan

Tokyo membuat saya bisa merasakan kehidupan yang mandiri tanpa harus terpisah jauh dari keluarga di rumah dan merupakan tempat yang memiliki banyak peluang.

Ko Enshi message

Saya bisa menemukan hal baru dengan terjun ke dunia yang belum diketahui. Jika dilihat dari Asia, Tokyo memiliki jarak yang tidak terlalu jauh dan merupakan tempat di mana orang bisa hidup dengan mandiri. Tinggal terpisah dengan orang tua meningkatkan kesadaran saya untuk memperhatikan mereka dengan lebih baik dibandingkan selama ini. Ketika bertemu kembali dengan orang tua, saya melakukan banyak hal baik untuk berbakti kepada mereka. Seandainya saya merasa kesepian, saya tinggal menelpon atau bisa segera pulang dengan naik pesawat karena jaraknya tidak terlalu jauh. Dengan bekerja di Tokyo, kemampuan bahasa Jepang saya menjadi jauh lebih baik. Mencoba banyak hal akan memperluas potensi diri kita sehingga bisa menemukan cara hidup yang baru. Mari kita mencoba banyak hal selagi masih muda.

Pekerjaan apa pun merupakan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang! Setelah bekerja di bandara, sekarang saya berada di garis terdepan corporate sales

Ko Enshi Job description

Setelah diterima bekerja, saya ditugaskan untuk mengontrol toko persewaan Wifi di bandara Narita dan Haneda selama 3 tahun. Saya bertanggung jawab mengatur sekitar 20 orang anggota yang memiliki berbagai kewarganegaraan. Pekerjaan di bandara Haneda lebih berat dibandingkan Narita karena beroperasi selama 24 jam dan layanan kami tidak boleh terputus. Mulai Juni 2015 saya dipindah ke departemen sales dan melakukan kegiatan sales ke distributor. Saya menangani sekitar 80 perusahaan dan dalam seminggu mengunjungi kurang lebih 20 perusahaan. Pada dasarnya saya bekerja sendirian, dan jika terjadi masalah juga mengatasinya sendiri.
Saat ini tantangan yang menjadi perhatian saya adalah bagaimana caranya memperbesar transaksi dengan perusahaan terkemuka yang persaingannya ketat. Ketika baru memulai pekerjaan sales, saya sempat melakukan beberapa kesalahan seperti naik kereta ke arah yang berlawanan atau mengunjungi perusahaan yang salah, tetapi sekarang saya sudah terbiasa dengan mobilitas di Tokyo. Target saya ke depan adalah bekerja sebagai kandidat eksekutif ketika perusahaan kami mendirikan perusahaan di Cina. Mulai sekarang, saya akan mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya untuk mempersiapkan peluang di masa depan.

Saya setiap hari belajar tentang perhatian dan kehangatan kasih sayang, dan merasakan jiwa saya ikut tumbuh dan berkembang.

Ko Enshi Attractive to work in Tokyo

Sejak masih sekolah saya sudah memiliki pemikiran yang kuat ingin hidup mandiri agar tumbuh dan berkembang. Di Tokyo, saya bisa menemukan kesempatan untuk menimba pengalaman di lingkungan global yang telah menyerap nilai-nilai baik dari berbagai negara tanpa mempedulikan kewarganegaraan dan budaya. Saya bisa merasakan jiwa saya tumbuh dan berkembang melalui pekerjaan yang saya lakukan. Misalnya, pemikiran untuk mengucapkan terima kasih dan melakukan balas budi kepada orang-orang di sekitar adalah hal yang saya peroleh setelah bekerja di Tokyo. Ini adalah pola pikir yang cocok dengan saya dan saya menyukainya. Tentu saja di Cina juga ada pemikiran seperti itu, tetapi saat ini saya jadi bisa merasakan hal tersebut dengan lebih dekat.
Meskipun sejauh ini saya baru pernah bekerja di 1 perusahaan saja, tetapi saya telah merasakan kehangatan hati orang saat bekerja di Tokyo. Ketika baru bergabung dengan perusahaan, saya pernah menulis “Akhir-akhir ini sedikit merindukan rumah” di kolom komentar bebas yang terdapat di laporan internal perusahaan. Setelah itu saya langsung mendapatkan balasan yang halus dari atasan tempat saya bekerja. Saya masih ingat betapa terharunya saya mendapatkan perhatian dan kata-kata yang hangat dari beliau.

Saya memutuskan untuk belajar di Jepang setelah mendapat pengaruh dari nasihat ayah saya yang juga seorang manajer

Ko Enshi Background and up to work in Tokyo

Saya mempertimbangkan untuk belajar di luar negeri saat akan melanjutkan pendidikan ke universitas. Ada banyak negara selain Jepang yang menjadi pertimbangan, tetapi saya mendapatkan nasihat dari ayah saya yang mengelola perusahaan konstruksi. Beliau mengatakan bahwa Jepang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi di mata internasional dan keunggulan yang bisa dipelajari di sana. Akhirnya dengan mempertimbangkan keamanan sebagai salah satu faktor penentu, saya memilih Jepang. Setelah memutuskan untuk belajar di Jepang, saya belajar bahasa Jepang selama satu setengah tahun di sekolah bahasa Jepang Tianjin dan masuk ke universitas yang ada di prefektur Yamanashi. Bayangan saya tentang Jepang berdasarkan yang saya lihat di TV adalah kota dengan gedung-gedung modern yang berjejer, sehingga saya masih ingat bagaimana rasanya mengetahui bahwa ternyata di Jepang juga ada daerah pedesaan.
Tokyo, yang pertama kali saya kunjungi di musim panas tahun pertama kuliah, merupakan tempat yang tinggi kepadatannya dan banyak orang. Terutama, saya terkesan dengan stasiunnya yang luar biasa! Saya terbiasa dengan pemandangan Yamanashi yang tenang, sehingga suasana di Tokyo terlihat sangat kontras. Di universitas saya mempelajari marketing, akuntansi, dan manajemen ekonomi di jurusan bisnis kontemporer. Saya juga aktif untuk ikut serta dalam program magang dan belajar mengenai dasar tentang bagaimana bekerja di perusahaan serta pola pikir orang yang telah bekerja. Ketika akan mencari pekerjaan, orang-orang di sekitar saya banyak yang pulang ke negaranya karena keinginan orang tua mereka, tetapi saya memilih untuk bekerja di Tokyo. Alasannya adalah karena Tokyo adalah tempat yang memiliki banyak peluang.
Saya berpikir bahwa tempat saya kerja nanti adalah perusahaan yang memiliki atmosfir global. Saya berpartisipasi dalam acara pengarahan yang diadakan oleh perusahaan telekomunikasi, dsb., tetapi saya memutuskan untuk bergabung dengan XCom Global karena tertarik dengan budaya perusahaan, peluang kerja yang bisa saya dapatkan, dan potensi untuk membangun karier. Setelah ditugaskan di bandara, sekarang saya bekerja di kantor pusat di Tokyo sebagai sales.

Sisi positif Tokyo adalah orang bisa menikmati kota Tokyo dengan gaya yang sesuai dengan masing-masing orang, baik secara aktif maupun pelan

Ko Enshi Attractive to live in Tokyo

Terkadang saya aktif di akhir pekan dengan pergi bersenang-senang bersama teman, tetapi terkadang saya hanya menghabiskan waktu di rumah saja. Jika pergi ke luar, saya sering berbelanja atau makan di Shinjuku atau Ikebukuro. Akhir-akhir ini tempat favorit saya di Tokyo adalah Odaiba. Tempatnya dekat dengan laut, sehingga perasaan saya menjadi bebas meskipun berada di kota. Saya menyukai laut, sehingga terkadang saya pergi ke tempat yang sedikit jauh dari Tokyo, yaitu ke Minato Mirai di Yokohama. Saat ini produk buatan Jepang di sekitar saya sedang populer dan mendapatkan perhatian dari dunia.
Di Tokyo, produk kosmetik, baju, peralatan elektronik bisa didapat dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan di luar negeri. Kita juga bisa dengan mudah memilih makanan yang aman dan terpercaya. Hal yang akhir-akhir ini membuat saya terkesan adalah budaya ramah-tamah khas Jepang. Ketika tahun baru, saya diundang ke rumah teman saya yang orang Jepang dan diberi otoshidama (*). Saya diterima layaknya anggota keluarga, dan hal tersebut membuat perasaan saya menjadi hangat. Hal yang masih terasa sulit dalam menjalankan kehidupan sehari-hari adalah keigo (bahasa hormat) dalam bahasa Jepang. Saya masih merasa kesulitan dengan keigo, sehingga saya belajar melalui TV atau berita online via internet sambil berangkat kerja atau ketika sedang mempersiapkan diri untuk berangkat ke kantor setiap pagi. Saya akan bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan bahasa Jepang saya.
* Hadiah atau uang yang diberikan untuk merayakan tahun baru

BACK