-
Usia5tahun
Saya mulai tertarik dengan Jepang karena animasi seperti Doraemon dan lainnya. -
Usia15tahun
Karena terpengaruh kakak laki-laki saya yang tinggal di Tokyo, saya pun ingin tinggal di Jepang.
Setelah pergi berwisata ke Jepang, saya mulai belajar bahasa Jepang dan pengetahuan saya semakin bertambah dalam. -
Usia18tahun
Saya pun memutuskan pergi ke Jepang untuk mempelajari bahasa Jepang dan memulai kehidupan saya di Tokyo.
Sambil mempelajari bahasa, saya juga mulai mempelajari IT di sekolah kejuruan. -
Usia24tahun
Saya mulai bekerja di WITTS Technology Inc. -
Usia25tahun
Saya ditugaskan ke kantor klien untuk bekerja sebagai teknisi sistem di sana.
Saya terlibat dalam proyek jangka panjang dan berbagai pekerjaan seperti pengembangan dan pemeliharaan. -
Usia25tahun
Saat ini
Rasa takut dapat diubah melalui tindakan. Kalian pun cobalah untuk datang ke Tokyo!
Sekali saja, cobalah untuk datang ke Tokyo. Saya pun awalnya merasa khawatir saat datang ke tempat yang tidak pernah saya datangi sebelumnya. Namun dengan melawan rasa khawatir dan mencoba untuk melakukan sesuatu, pandangan saya terhadap dunia dan orang-orang yang saya temui berubah dalam arti yang baik. Melalui pengalaman saya di sini, saya ingin teman dan keluarga saya dapat mengerti mengapa saya sangat tertarik dengan Jepang dan pentingnya untuk mencoba sesuatu. Ke depannya, saya ingin menjadi seorang teknisi yang menjadi jembatan penghubung bagi Jepang dan Indonesia, serta ingin membalas budi kepada keluarga dan teman yang sudah mendukung saya.
Jangan lupa tersenyum dan hargai pekerjaan sekecil apa pun
Sebagai teknisi sistem, saya terlibat dalam pengembangan hulu hingga hilir untuk bisnis. Saya ditugaskan ke kantor klien untuk memenuhi permintaan mereka seperti melakukan pemrograman, merancang sistem, uji coba, dan perbaikan. Karena sistem begitu kompleks dan sulit, ada kepuasan tersendiri saat mengerjakan proyek besar seperti pengembangan sistem baru dan lainnya. Walau agak sulit untuk mengembangkan sistem finansial dari awal, saya dapat merasakan adanya perkembangan dalam diri saya berkat kerja sama dengan anggota tim dan saling mendukung dalam mengerjakan proyek tersebut.
Saat bekerja, penting untuk tetap menghargai dan mengerjakan dengan serius pekerjaan sekecil apa pun dan jangan lupa tersenyum. Karena dengan melakukan ini, saya merasakan kalau rekan kerja dan klien saya mempercayai saya untuk mengerjakan pekerjaan yang lebih menantang. Tempat kerja saya memiliki suasana layaknya berada rumah. Selain dapat belajar dari rekan senior yang berpengalaman, saya juga dapat menghabiskan waktu bersama rekan kerja setelah pulang kerja dan akhir pekan. Suasana yang menyenangkan seperti ini merupakan daya tarik tersendiri bagi saya.
Tokyo adalah kota di mana kamu dapat berkembang sejauh usaha keras mu.
Salah satu daya tarik dari bekerja di Tokyo adalah kamu dapat berkembang sejauh usaha keras mu. Baik di tempat kerja atau secara personal, kamu dikelilingi orang yang berpengalaman, sehingga kamu akan menyadari kekurangan dari kemampuan dan pemikiranmu. Banyak orang baik yang saya temui di Tokyo dan mereka mau menunjukkan kekurangan saya dalam bahasa Jepang. Saat saya datang dari Indonesia ke Jepang, bahasa Jepang saya masih terbata-bata. Namun, berkat mereka sekarang kemampuan saya sudah meningkat dan dapat digunakan untuk bekerja.
Saya juga mempelajari pentingnya menghargai atasan dan orang yang lebih tua melalui hubungan antar manusia di kantor. Saya rasa hal tersebut juga berhubungan dengan pengembangan diri dan pembelajaran untuk berempati terhadap orang lain karena di negara asal saya, Indonesia, tidak banyak kesempatan untuk menyadari hubungan antara atasan dan bawahan. Ke depannya, saya menantikan untuk dapat bertemu dengan diri saya yang berbeda melalui pertemuan dengan orang yang belum pernah saya temui dan pengalaman yang belum pernah saya rasakan.
Mengikuti jejak kakak laki-laki yang saya kagumi, saya pun mengincar Tokyo.
Saya memiliki ketertarikan yang besar terhadap Jepang setelah menonton animasi Jepang yang terkenal seperti Doraemon sejak masih taman kanak-kanak. Saya mulai berpikir untuk tinggal di Tokyo karena pengaruh besar dari kakak laki-laki yang umurnya berbeda lima tahun dari saya. Kakak saya pindah ke Tokyo dan melanjutkan ke sekolah kejuruan di sana saat saya masih kelas 1 SMA. Setelah itu, dia bekerja di sebuah studio produksi animasi. Karena saya sangat menyukai Doraemon sejak kecil, saya pun tertarik untuk bisa terlibat langsung dengan animasi Jepang di Tokyo seperti kakak saya. Saat saya berumur 15 tahun, saya mengunjungi Tokyo untuk pertama kalinya dan saya pergi ke Akihabara, Yokohama, serta Nakano dalam rangka menikmati perjalanan mencari animasi. Saya pun mulai belajar bahasa Jepang secara autodidak, lalu memutuskan untuk belajar ke Jepang saat berusia 18 tahun.
Dalam tiga bulan pertama selama mengikuti les, saya mempelajari percakapan dan tata bahasa dasar. Guru bahasa Jepang saya sangat baik. Mereka mengajarkan dengan sabar dan detail mengenai ungkapan seperti bentuk hormat dan merendahkan diri. Saya mengalami kesulitan dalam mengingat huruf kanji karena tidak terbiasa menggunakannya. Saat tengah mempelajari bahasa Jepang, saya pun masuk ke sekolah kejuruan di bidang IT untuk meningkatkan kemampuan spesialisasi saya. Pekerjaan di WITTS Technology Inc. ini saya dapat berkat bantuan guru dari sekolah kejuruan. Berada di lingkungan global membuat saya tidak merasa berada di Jepang. Namun saya dapat mempergunakan kemampuan spesialisasi saya, dan merasa senang karena dapat berkontribusi kepada klien kami sebagai seorang teknisi sistem.
Ada berbagai hal menarik untuk dilakukan di Tokyo, dan saya ingin mencoba semuanya
Tinggal di Tokyo sangat menyenangkan dan terasa aman. Kalau di Indonesia, saya tidak bisa membayangkan tidur dengan tenang di kereta. Awalnya saya terkejut dengan betapa ramainya kereta, tetapi saya juga kagum dengan kemudahan yang diberikan. Saya dapat pergi ke mana saja yang saya suka dan kapan pun juga dengan mudah karena adanya transportasi yang begitu nyaman untuk digunakan. Di akhir pekan dan setelah pulang kerja, saya pergi mengelilingi Akihabara dan mencari kedai tsukemen yang saya sukai bersama teman dan rekan kerja. Ada banyak kesempatan untuk berkumpul bersama teman yang memiliki ketertarikan yang sama di Tokyo dan kami berbicara mengenai animasi yang sangat kami sukai. Saya tidak bisa minum minuman keras, tetapi tidak akan kehabisan topik untuk berbicara dengan teman selama berada di Tokyo.
Saya suka pergi ke taman bermain dan akuarium. Tempat favorit saya adalah Sunshine Aquarium di Ikebukuro. Karena ada kejadian sedih, yaitu akuarium kesukaan saya di Jakarta tiba-tiba ditutup, saya langsung pergi ke akuarium ini begitu saya tiba di Tokyo. Saya juga suka menonton acara TV Jepang dan saya sering menonton acara komedi serta kuis. Saya tertarik dengan kesenian tradisional di Jepang seperti Kabuki dan ingin pergi untuk melihatnya selama berada di Tokyo. Hal yang paling mengejutkan saat tiba di Tokyo adalah melihat salju untuk pertama kalinya. Saya merasa terkejut dan kagum bisa melihat fenomena alam di kota yang besar seperti Tokyo.
Wawancara dengan perusahaan
Presiden Direktur Torao Zen
Kamu yang memiliki cita-cita yang tinggi, datanglah ke Tokyo untuk menantang dirimu!
Hampir separuh dari karyawan kami adalah orang asing. Sikap mereka terhadap pekerjaan dan kesadaran yang tinggi terhadap targetnya memberikan dorongan positif kepada perusahaan secara menyeluruh. Mereka memotivasi setiap karyawan dan suasana di perusahaan menjadi lebih penuh semangat. Adanya karyawan dari berbagai negara membuat karyawan Jepang menjadi tertarik untuk bekerja di luar negeri. Ketika Jepang melakukan percepatan globalisasi, kedepannya ada kebutuhan mendesak untuk mempekerjakan lebih banyak sumber daya manusia internasional yang semakin tinggi. Perusahaan Jepang pun harus menghargai karyawannya di atas segalanya dan memperhatikan pertumbuhan internal dengan menginvestasikan banyak waktu serta biaya untuk perkembangan sumber daya manusia.
Saya datang ke Jepang sebagai teknisi dan berhasil mendirikan perusahaan saya berkat bantuan dari banyak orang serta pengalaman yang saya dapatkan. Tokyo memiliki lingkungan yang baik untuk memulai usaha. Kamu yang memiliki cita-cita yang tinggi, datanglah ke Tokyo untuk menantang dirimu. Tentu saja kamu membutuhkan kemampuan spesialisasi dan komunikasi yang tinggi untuk dapat bekerja di sini. Itu jelas bukan sesuatu yang mudah, tetapi kepuasan yang didapat juga sangat besar. Saya berharap kamu tidak hanya mempelajari teknologi dari Jepang, tetapi juga aspek budaya yang positif sehingga bisa menjadi orang yang secara aktif memahami satu sama lain serta menjadi jembatan penghubung antara Jepang dengan dunia di masa depan.