-
Usia18tahun
Tertarik dengan teknologi Jepang yang canggih setelah melihat robot buatan Jepang. -
Usia21tahun
Bertemu dengan Allied Architects, Inc. saat mengikuti seminar di Universitas Sains dan Teknologi Hanoi, dan tertarik dengan pekerjaan yang bisa mengasah kemampuan di bidang media sosial, yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. -
Usia22tahun
Datang ke Tokyo untuk pertama kalinya dalam rangka mengikuti pelatihan perusahaan yang diadakan sebelum mulai bekerja. Kesan pertama saya terhadap Tokyo adalah, jumlah sepeda motor di jalanan lebih sedikit jika dibandingkan Vietnam! -
Usia23tahun
Mulai bekerja di Tokyo sebagai insinyur. Setiap hari mempelajari teknologi baru sambil bekerja keras bersama rekan kerja yang ramah. -
Usia25tahun
Saat ini
Anda perlu memastikan hal apa pun dengan mata kepala sendiri
Sebelum bekerja di perusahaan di Tokyo, saya memiliki bayangan bahwa “perusahaan Jepang keras”, tetapi setelah bekerja berubah menjadi “perusahaan Jepang memiliki suasana kekeluargaan”. Saya ingin semua orang tahu bahwa orang bahkan bisa mempelajari teknologi yang canggih di perusahaan yang memiliki suasana kekeluargaan, seperti yang saya pelajari saat ini. Saya merasakan kemampuan teknis dan kemampuan bahasa Jepang saya tumbuh dan berkembang sambil menjalankan kehidupan saya sehari-hari. Saya sempat khawatir sebelum datang pertama kali ke Tokyo untuk bekerja, namun sebagian besar kekhawatiran tersebut telah teratasi. Rekan-rekan sekalian juga silakan datang ke Tokyo dan cobalah untuk merasakannya secara langsung dengan mata kepala sendiri.
* Foto bersama rekan-rekan kerja pada acara pekan olah raga perusahaan
Membangun jembatan penghubung antara orang dan perusahaan melalui media sosial dan teknologi
Allied Architects, Inc. memiliki misi untuk menghubungkan orang dengan perusahaan dan saya bekerja dengan berempati terhadap misi tersebut. Misi pribadi saya di dalam perusahaan adalah menciptakan layanan bagi pelanggan melalui teknologi. Saat ini jumlah pengguna media sosial sangat banyak. Kebutuhan perusahaan yang ingin mendengarkan pendapat pengguna dan berinteraksi dengan pengguna juga bertambah. Saya membangun sistem bagi pelanggan (perusahaan) untuk mengadakan kampanye pemasaran dan membuat mekanisme agar para penggemar produk atau layanan bisa berkumpul dan berinteraksi.
Pekerjaan terbesar yang pernah saya tangani selama ini adalah proyek pengembangan layanan utama perusahaan tempat saya bekerja. Ada beberapa kejadian yang membuat proyek pengembangan tersebut tidak berjalan dengan lancar. Di saat seperti itu, saya kembali ke dasar, berpikir ulang, dan mencoba metode lain untuk melanjutkannya. Saat muncul masalah yang sulit, saya selalu berusaha untuk tidak lari dan menghadapinya, karena proses tersebut juga merupakan bagian dari pembelajaran. Saya ingin meningkatkan interaksi antara orang dan perusahaan dengan memanfaatkan media sosial dan teknologi.
Bisa terlibat dengan teknologi IT "secara luas, dalam, dan kaya"
Di Vietnam, pekerjaan insinyur IT kebanyakan merupakan proses hilir dengan tenggat waktu yang ketat, sehingga tidak ada waktu untuk saling mengajari. Tetapi di Tokyo, saya bisa terlibat dalam serangkaian proses dari desain perencanaan layanan yang merupakan proses hulu sampai pengembangan dan peninjauan, sehingga membutuhkan keterampilan tingkat tinggi dan pengetahuan yang luas. Manajer saya mengajari pekerjaan dan teknologi baru dengan detail, sehingga saya setiap hari bisa belajar melalui pekerjaan saya. Saya masih kesulitan dalam berkomunikasi karena tidak memiliki pengalaman belajar di Jepang, sehingga saya belajar bahasa Jepang sambil bekerja.
Jika ada kata-kata yang tidak saya ketahui dalam pekerjaan, saya segera memeriksa artinya. Perusahaan juga memberikan kesempatan kepada saya untuk meningkatkan kemampuan bahasa Jepang saya. Dalam kurun waktu 6 bulan sejak mulai bekerja di perusahaan, staf orang Jepang setiap hari menyediakan “ruang komunikasi empat mata” selama 30 menit, untuk berbicara tentang pekerjaan atau kehidupan secara bergantian. Saya mulai terbiasa sedikit demi sedikit dan saat ini sudah menguasai bahasa Jepang yang bisa dipraktekkan.
Saya memberanikan diri untuk bekerja di Tokyo setelah lulus dari universitas di Vietnam!
Ketika masih kuliah, saya tertarik dengan teknologi Jepang yang canggih setelah melihat robot buatan Jepang. Saya jadi memiliki keinginan untuk bekerja di perusahaan Jepang, dan setelah diterima di Universitas Sains dan Teknologi Hanoi, saya lulus tes Proyek HEDSPI* Fakultas ITC. Setelah itu saya belajar bahasa Jepang sambil mempelajari teknologi IT berupa bahasa program yang meliputi Ruby, Java, dan C, agar bisa bekerja di perusahaan Jepang. Saat kuliah di tahun ke-4, saya ikut menghadiri acara penjelasan rekrutmen yang diadakan oleh perusahaan IT Jepang yang berkecimpung di media sosial, game, dll., dan saya mendengarkan penjelasan detail bisnis perusahaan tempat saya bekerja saat ini (Allied Architects, Inc.). Saya jadi merasa ingin terlibat di pasar pemasaran media sosial yang ke depannya akan berkembang, kemudian mengikuti ujian masuk perusahaan dan diterima.
Saya memiliki waktu lebih dari 6 bulan sejak menerima tawaran pekerjaan hingga lulus kuliah, sehingga meskipun saya belum diterima bekerja, perusahaan mengundang saya ke Tokyo untuk 5 hari 3 malam dan saya diajak untuk jalan-jalan di Tokyo seperti berkunjung ke kantor pusat di Tokyo dan Asakusa, ditemani oleh para staf. Kesan pertama saya setelah datang ke Jepang dan Tokyo adalah, tidak ada “sepeda motor”! Semua orang berjalan kaki! (sambil tertawa) Setelah kembali ke Vietnam dan lulus kuliah, perusahaan mengurus visa dan izin tinggal saya, sehingga saya bisa datang ke Jepang.
* Higher Education Development Support Project on ICT (HEDSPI): Proyek kerja sama antara pemerintah Jepang dan Vietnam untuk membina insinyur IT di universitas di Vietnam, yang dapat mendukung pasar di Jepang
Saya sudah terbiasa dengan masakan Jepang yang rasa dan budaya makanannya berbeda, sehingga bisa menikmatinya
Di masa-masa awal tinggal di Jepang, yang paling membuat saya menderita adalah makanan. Saya sulit untuk menerima rasa masakan yang berbeda dengan Vietnam dan memakan makanan mentah seperti sashimi, tetapi lama-kelamaan menjadi terbiasa, sehingga 3 bulan kemudian saya sudah bisa memakan masakan apa pun. Untuk saat ini makanan favorit saya adalah shoyu ramen yang ada di Ebisu, tempat perusahaan kami berada. Saya sering bepergian menggunakan kereta. Awalnya saya sedikit bingung karena jalur keretanya banyak, tetapi tempat tujuan saya bisa dicari tahu dengan menggunakan aplikasi di ponsel pintar, sehingga sekarang saya sudah terbiasa.
Selain itu, hidup di Tokyo juga sangat praktis, karena terdapat banyak toko seperti minimarket, sehingga saya bisa membeli apa yang saya inginkan kapan pun dan di mana pun. Di dalam kota juga banyak terdapat tanaman hijau dan taman yang luas. Saya sering pergi bermain ke Taman Ueno bersama teman di akhir pekan.
Wawancara dengan perusahaan
President & CEO Masahide Nakamura
Anda bisa mempelajari berbagai elemen bisnis yang lahir di tengah perkembangan industri yang pesat
Kami mulai melakukan rekrutmen karyawan melalui pengembangan offshore, karena tertarik dengan keunggulan yang dimiliki mahasiswa Vietnam. Ketika mendengarkan harapan mereka tentang karier, mereka menjawab ingin menjadi jembatan yang menghubungkan Jepang dan Vietnam, sehingga berkarir di antara 2 negara dengan memahami budaya Jepang sesuai dengan keinginan perusahaan untuk mendirikan kantor di luar negeri. Kami perlu menjalankan bisnis di dalam masyarakat yang bersifat global. Terutama ada satu miliaran orang yang berkumpul di media sosial dan melebihi skala nasional, sehingga membutuhkan globalisasi yang lebih jauh.
Dengan mempekerjakan staf orang asing yang memiliki berbagai kewarganegaraan termasuk Vietnam, staf di kantor pusat Jepang juga bisa merasakan globalisasi. Beberapa hari yang lalu staf dari Vietnam datang ke rumah saya untuk memasak pho. Staf kami mempelajari keragaman budaya dan menikmati perubahan yang menyertainya. Memiliki kesadaran yang bersifat global akan menjadi kekuatan bagi kami untuk melangkah ke dunia internasional di masa yang akan datang.
Selain itu, dengan merekrut para insinyur berbakat dari luar negeri yang melampaui batas tingkatan teknik dan cara berpikir, insinyur di dalam negeri pun mendapat keuntungan secara aktif menjalin pertukaran teknologi dengan mereka. Jepang adalah negara yang mengalami kemajuan industri dengan pesat, sehingga orang-orang yang datang ke Jepang bisa mempelajari kekuatan organisasi, kemampuan teknologi, cara membangun perusahaan, dsb., yang telah dihimpun dalam masa perkembangan tersebut. Ada banyak peluang di Tokyo. Anda sekalian bisa memanfaatkan pengetahuan ini ketika suatu saat nanti kembali ke negara masing-masing dan ini juga akan menguntungkan dalam membangun karier Anda.